Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.
Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.
Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.
Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.
Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
- Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %.
- Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp.
Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan. - Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.
- Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.
Macodes petola – Jewel Orchid – Anggrek Kiaksara
Macodes petola (Blume) Lindl. Dideskripsikan pertama kali oleh C.L. Blume sebagai Neottia petola pada tahun 1825 berdasarkan pada sistem penamaan binomial Rumphius ‘Folium petolatum’.Tanaman ini merupakan Family Orchidaceae, dengan nama genus Macodes. Dari Genus macodes terdapat tujuh spesies yang tersebar dari Malaysia, Indonesia, New Guinea hingga Vanuatu. Tanaman ini ditemukan pada ketinggian 100 hingga 800 meter di atas permukaan laut, daerah lembahan hutan hujan yang sebagian tertutup bayangan pohon dan tumbuh pada bekas tanaman atau humus yang basah dan tanah dengan drainase yang baik.
Bunga Anggrek - tanaman anggrek / orchid / bunga orkid bahasanku ini meliputi jenis jenis klasifikasi anggrek, budidaya anggrek (menanam dan merawat anggrek), disertai dengan beberapa gambar / photo bunga anggrek baik itu anggrek Dendrobium, Anggrek Bulan / Phalaenopsis, anggrek Vanda, Oncidium, Cymbidium, Cattleya, dll
Klasifikasi Anggrek, Jenis-Jenis Bunga Anggrek
Kita bisa mengklasifikasikan anggrek berdasar beberapa kriteria berbeda sbb :
1. Berdasar tempat tumbuh terbagi menjadi :
* Anggrek Epifit, hidup menumpang pada batang / cabang tanaman lain. contoh : Phalaenopsis sp (anggrek bulan), Dendrobium sp dan Cattleya sp
* Anggrek Terestial atau anggrek tanah – tumbuh di tanah, contoh : Renanthera,Aerides,Rynchostylis, Vanda sp dan Arachnis Sp (Anggrek Kalajengking / Ketonggeng atau anggrek laba laba)
* Anggrek Litofit – tumbuh di batu2an, contoh : Cytopdium, Paphiopedilum
* Anggrek Saprofit – tumbuh di humus atau kompos, contoh : Calanthe, Goodyera sp.
2. Bila dilihat dari tempat keluarnya bunga :
* Anggrek krante - tangkai bunga muncul dari ujung batang, contoh : Arundia, Epidendrum
* Anggrek pleurante – tangkai bunga muncul dari samping batang, contoh : Arachnis, Vanda, Dendrobium
3. Berdasar pertumbuhan batang, anggrek dibagi :
* Monopodial – batang tumbuh terus ke atas dan tidak terbatas, contoh ; Arachnis,Renanthera, Vanda, Rynchostylis, Aerides
* Simpodial – pertubuhan ujung batang terbatas pada ukuran tertentu, contoh : Cattleya, Oncidium, Cymbidium, Dendrobium
4. Berdasar ketinggian tempat dpl untuk tumbuh secara optimal.
* Anggrek yg tumbuh optimal di dataran rendah (0 – 500 m dpl), contoh endrobium, Vanda, Arachnis
* Anggrek yg menyukai ketinggian 500 – 700m dpl , contoh : Phalaenopsis, Oncidium, Dendrobium
* Anggrek yg hidup optimal di ketinggian > 700m Dpl, contoh : Paphiopedilum, Cymbidium, Cattleya, Phaleonopsis.
Anggrek Vanda terbagi lagi berdasar jenis daunnya menjadi 3 jenis, yaitu berdaun pensil, daun 1/2 ĂȘnsil dan berdaun Sabuk.
Anggrek Dendrobium bisa dibedakan lagi berdasar bentuk bunga dan tipe pertumbuhan.
Anggrek Phalaenopsis (anggrek bulan) dibedakan berdasar bentuk bunga, ada tipe stauroglotis (bunga tipe bintang) dan tipe amabilis (bunga bulat)
Anggrek Paphiopedilum terbagi 2 berdasar warna daun : berdaun hijau (contoh Paphiopedilum glacophyllum, Paphiopedilum fairianum dan berdaun burik / loreng (contoh : Paphiopedilum barbadum dan Paphiopedilum tonsum)
Budidaya Anggrek – Tips Menanam dan Merawat Tanaman Anggrek
1. Bila Anda seorang pemula, sebaiknya pilih anggrek dewasa yg sudah atau siap berbunga, agar mengurangi resiko gagal
2. Pilih jenis anggrek yg hidupnya optimal sesuai daerah tempat tinggal anda (lihat klasifikasi no.4). Ini agar pertumbuhannya optimal, walaupun anda bisa juga mencoba anggrek jenis yg lain.
3. Perhatikan intensitas cahaya yang disukai oleh masing2 jenis anggrek sbb :
* Phalaenopsis : 10 – 30 %
* Cattleya : 20 – 30 %
* Oncidium : 55 – 65 %
* Dendrobium : 55 – 65 %
* Arachnis : 100 %
* Vanda teret : 100 %
4. Perhatikan suhu malam dan suhu siang yang disukai masing2 anggrek sbb :
* Cattleya 13-16°C (suhu malam) dan 20-24°C (suhu siang)
* Dendrobium 15-16°C dan 26-27°C (suhu siang)
* Oncidium 15-18°C (suhu malam) dan 27°C (suhu siang)
* Paphiopedilum 16-19°C (suhu malam) dan 27°C (suhu siang)
* Phalaenopsis 19°C (suhu malam) dan 27°C (suhu siang)
* Vanda 21°C (suhu malam) dan 28°C (suhu siang)
5. Media tanam. Gunakan salah satu atau gabungan media tanam ini : kulit pohon pinus, pakis, moss, sabut kelapa, arang kayu, pecahan batu bata atau genteng, potongan steroform, kompos / humus. Sesuaikan dengan jenis anggrek.
6. Penyiraman. Frekwensi penyiraman tergantung umur tanaman. Anggrek muda disiram 2x perhari yaitu yaitu pagi hari ( 06.00 – 08.00 ) dan
sore hari ( 16.00 – 18.00 ). Anggrek dewasa cukup sekali sehari, sebaiknya pada pagi hari. Lihat / amati medianya kalo masih basah / lembab gak perlu disiram, krn kalo kebanyakan air akan menyebabkan busuk akar. Penyiraman terbaik dgn cara spray, ditujukan ke media, batang dan daun. Hindari menyiram bunga karena akan menyebabkan cepat rontok. Gunakan air pam, kalo air hujan harus diendapkan dulu semalam. Saya juga biasanya menyiram dengan air bekas cucian beras dan bekas cucian ikan maupun daging
Perhatian : kalo daun terlihat layu atau kuning, kemungkinan karena terlalu banyak disiram.
7. Pemupukan. Diberikan sesuai umur tanaman, hindari pupuk kena langsung ke akar krn bisa mematikan akar muda. Sebaiknya dilakukan pagi hari (( 06.00 – 07.00 ) atau sore hari ( 16.00 – 18.00 ). Bila menggunakan pupuk berbentuk cair, semprotkan ke daun, batang lalu ke akar.
Jenis pupuk untuk anggrek muda, pilih yang banyak mengandung unsur N untuk merangsang pertumbuhan vegetatif. Contohnya : Dekastar 22- 8 -4 , Vitabloom 30-10-10 atau Gandasil D 20-15-15
Jenis pupuk untuk anggrek dewasa, untuk merangsang pembungaan, contohnya : Hyponex (biru) : 10 -40 – 15, Gandasil B 6 – 20 – 30 atau Growmore (orange) 6 – 30 – 30
8. Perbanyakan / pengembangbiakan anggrek bisa dengan cara konvensional / klasik, boleh juga dengan cara in vitro / kultur jaringan. Cara In-Vitro / kultur jaringan perlu biaya dan pengetahuan khusus. Cara konvensional dapat dipilih bbrp cara sesuai jenis anggrek sbb :
* Stek tangkai bunga ( Arachnis sp)
* stek anakan batang ( Dendrobium sp
* stek umbi (Bulbophyllum)
* stek mata tunas (Phalaenopsis)
* stek batang monopodial (Ascocenda sp)
* stek batang sympodial (cattleya sp)
* stek tunas akar (Doritis sp)
Tertarik dengan budidaya tanaman hias ? Selain Tanaman hias anggrek Ibujempol juga sudah membahas tanaman hias lainnya seperti bunga mawar , bunga Iris, bunga krisan, dll
s
Anggrek ini tidak seperti anggrek-anggrek lain yang dinikmati bunganya tetapi indah pada bagian daunnya. Spesies-spesies dari genus ini, seiring dengan genera-genera lain yang memiliki daun berwarna seperti Anoectochilus, Eucosia dan Goodyera disebut “Jewel Orchids”. Bisa terlihat bahwa daunnya berwarna hijau sedikit ungu gelap, memiliki urat-urat longitudinal berwarna emas yang berkilau (inflorescence) dan permukaan yang menyerupai beludru.
(more…)
Vanda celebica
Sunday, February 17th, 2008
Foto oleh Destario Metusala (2008)
Foto oleh Destario Metusala (2008)
Vanda insignis
Monday, February 11th, 2008
Foto oleh Destario Metusala 08
Foto oleh Destario Metusala 08
Gambar oleh Destario Metusala 08
Vanda metusalae, anggrek baru dari Indonesia
Pada bulan Januari 2008 telah dipublikasikan sebuah anggrek Vanda spesies baru dari Indonesia. Anggrek ini dideskripsikan oleh Peter O’Bryrne dan Jaap Vermeulen di Jurnal The Orchid Review 116 (1279): 9-11 (2008) Sosok tanamannya tidak terlalu besar, batangnya dapat mencapai 50 cm, dengan diameter 1,2-1,5 cm. Daunnya cukup sempit, lebar daunnya 2-2,3 cm, panjang daun 30-45 cm, berujung belah dua (bilobed) dan berujung tajam-bergigi. Tangkai pembungaan termasuk pendek bila dibanding dengan keluarga Vanda lainnya, yaitu sekitar 5-6 cm, yang membawa 3-7 kuntum bunga. Bunga Vanda metusalae berukuran tidak terlalu besar yaitu 3,2 cm x 3,5 cm, berwarna dasar kuning terang dengan pola bercak merah kecoklatan pada tepi kelopak (sepal-petal) dan membentuk pola garis-garis longitudinal searah pembuluh. Pada bagian labellumnya berbelah 3 ruang (trilobed), dengan ujung midlobe yang lebar dan tepi bergelombang berwarna kuning cerah pada pangkal dan manjadi semburat kecoklatan kearah ujung. Vanda ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Vanda devoogtii, Vanda merrillii, Vanda sumatrana dan Vanda hindsii. Sayangnya bunga anggrek ini tidak bertahan lama, keindahan bunganya hanya bertahan sekitar 7-10 hari. Vanda metusalae termasuk anggrek yang memiliki tingkat kesulitan budidaya yang tinggi bila dibandingkan dengan kerabat Vanda lainnya, pertumbuhan vegetatifnya tergolong sangat lambat, kemampuan adaptasinya rendah sehingga tanaman baru sangat mudah stress, lingkungan tumbuhnya sangat spesifik sehingga membutuhkan kelembaban, suhu, aerasi, dan intensitas cahaya yang benar-benar sesuai. Bila lingkungan tumbuhnya ada yang sedikit saja berubah, jangankan tumbuh, tanaman ini akan stagnan bahkan banyak diantaranya yang mati kekeringan (karena tidak ada pertumbuhan akar yang optimal) bahkan banyak pula yang mengalami busuk akar karena kondisi yang terlalu lembab. Tanaman ini agaknya tidak dianjurkan bagi para pemula.
Langkah prioritas yang sangat mendesak untuk dilakukan adalah melakukan perbanyakan khususnya melalui kultur biji maupun kultur jaringan agar spesies ini tidak menghilang dari habitatnya seperti beberapa kerabat Vanda spesies dari Indonesia lainnya.
Vanda limbata
photo by Destario Metusala 07
Nama : Vanda limbata Blume, Rumphia 4:49 (1849)
Sinonim : (belum ada catatan lain)
Nama Indonesia : -
Asal : Jawa Timur
Habitat : Habitat alaminya di hutan dataran rendah di Jawa Timur, Madura, Bali hingga Kepulauan Nusa Tenggara Timur bahkan ada laporan spesies ini juga ditemukan di Filipina. Adaptif pada pola vegetasi hutan terbuka dengan aerasi lancar serta intensitas cahaya 60-85 dengan suhu 26-32ÂșC.
Info bunga : Dalam satu pohon bias mengeluarkan 1-2 tandan bunga dengan jumlah kuntum antara 3-10 per tandan. Diameter bunga sekitar 3-4 cm, sepal petal berwarna dasar kuning dengan pola bercak krem kecoklatan. Sangat variatif dalam warna, mulai kuning pucat hingga kuning kecoklatan (specimen asal Jawa dan Madura) dan coklat tua kemerahan hingga jingga tua kemerahan (specimen asal Nusa Tenggara). Begitu pula dengan warna labellumnya dari merah muda pucat hingga merah keunguan, bahkan pada beberapa kuntum bisa ditemukan warna labellum putih kekuningan. Selain bentuk labellumnya, ciri khas spesifik lain yang membedakan dengan kerabat Vanda yang lainnya adalah tonjolan kecil pada bagian tengah pangkal belakang dari labellumnya. Bunganya mengeluarkan aroma harum semerbak, terutama pada pagi hari pukul 07.00-11.00.
Keterangan : Sangat adaptif dan mudah untuk dipelihara. Laju pertumbuhan akar sangat cepat. Mudah ditumbuhkan baik dengan media tanam maupun tanpa media tanam. Biasanya berbunga pada pergantian musim, terutama pada saat-saat terkering antara musim kemarau masuk ke musim hujan.
Vanda tricolor var suavis, si totol yang mempesona
Awalnya, Pada tahun 1847, John Lindley, seorang botanis handal berkebangsaan inggris telah mendeskripsikan sebuah anggrek yang diberinya nama Vanda tricolor. Setahun kemudian, yaitu pada 1849, Lindley kembali mendeskripsikan sebuah anggrek Vanda yang dianggapnya berbeda dengan Vanda tricolor. Vanda ini kemudian dideskripsikan oleh Lindley sebagai Vanda suavis. Beberapa ahli mengangap Vanda putih bertotol ungu kemerahan ini sebagai salah satu varietas dari Vanda tricolor dengan namaVanda tricolor var suavis, tetapi adapula yang memisahkannya menjadi jenis tersendiri yaitu Vanda suavis. Nama suavis berarti manis atau menyenangkan. Nama tersebut diberikan karena bunganya yang memiliki bentuk, warna dan keharuman khas yang “manis”. Meskipun demikian, untuk saat ini nama Vanda tricolor var suavis akhirnya menjadi nama resmi yang tercatat di Kew Garden.Persamaan bentuk tubuhnya dengan Vanda tricolor varietas lainnya memang tidak diragukan lagi. Perbedaannya hanya tampak pada warna serta beberapa bentuk detail organ bunganya. Batangnya berbentuk bundar, panjang dan kokoh, tingginya dapat mencapai 2 m. Daunnya berbentuk pita agak melengkung dengan ujung daun berbentuk rompang bersudut tajam. Tandan bunga yang panjangnya 25-40 cm menyangga 12-15 kuntum bunga yang muncul dari ketiak daun. Masing-masing bunganya dapat mencapai garis tengah 9 cm. Dibandingkan dengan varietas tricolor, var suavis ini memiliki tandan bunga lebih panjang sehingga bunganya juga lebih banyak. Dasar bunganya putih keunguan dengan bercak-bercak ungu kemerahan dan beraroma harum. Aroma harum ini nampaknya dipengaruhi pula oleh ketinggian dimana anggrek ini dipelihara. Didataran rendah 200-300 m dpl, aroma harumnya tidak terasa kuat, berbeda dengan didataran tinggi yang aromanya dapat tercium kuat. Dari pengamatan yang dilakukan, ternyata pada kondisi yang optimum, Vanda ini dapat berbunga terus menerus sepanjang tahun dengan masa mekar yang cukup lama yaitu 20-24 hari.
Untuk perawatannya anggrek ini tergolong mudah dan cukup bandel. Penamanannya bisa mengunakan media bonggol pakis, arang, atau sebongkah kayu. Bahkan seringpula cukup dengan melekatkannya pada batang pohon yang besar. Kuncinya pada kontrol supaya daerah perakarannya cukup lembab serta aliran aerasi yang lancar. Intensitas cahaya yang disukai antara 50-75 %. Intensitas cahaya diatas 80 % dapat menyebabkan permukaan daunnya menjadi kekuningan bahkan gosong dan pertumbuhan daunnya menjadi lebih pendek, akan tetapi jumlah tandan bunga yang dikeluarkan umumnya lebih banyak dan lebih sering berbunga. Pemupukan baik lewat akar maupun daun sangat dianjurkan, baik menggunakan pupuk cair alami seperti air seni sapi yang telah terfermentasi dengan baik maupun dengan pupuk kimia.
Sama halnya dengan anggrek Vanda tricolor varietas lainnya, si totol ini umumnya tumbuh baik pada ketinggian 800-1700 m dpl, pada hutan-hutan yang agak terbuka. Namun ternyata anggrek ini juga mampu beradaptasi dengan baik di dataran rendah 200-300 m dpl, dan dapat berbunga dengan sempurna. Tanaman ini berasal dari Jawa Barat hingga Bali, bahkan ada laporan bahwa spesies ini juga ditemukan di Laos. Pembudidayaanya tidak asing lagi di pulau Jawa terlebih diluar negeri. Vanda ini sering dijadikan induk silangan untuk menghasilkan form spot-spot ungu, warna ungu kemerahan pada labellum, aroma harum, tandan bunga yang panjang serta jumlah kuntum yang banyak pada hybrid keturunannya. Upaya persilangan baik dengan jenis lain dalam satu genus maupun dengan genus lain telah banyak dilakukan. Misalnya dengan Phalaenopsis dan Renanthera. Tak elak lagi, bahwa anggrek ini tetap menjadi primadona incaran para hobiis dan kolektor anggrek spesies. Oleh karena itu, upaya pembudidayaannya baik secara generatif maupun vegetatif sangat penting dalam fungsinya untuk mengendalikan perburuan liar anggrek ini di habitatnya yang sudah semakin langka. Bahkan di lereng selatan Gunung Merapi (di luar area relokasi), anggrek ini jumlahnya tidak lebih dari hitungan jari saja. Bila tidak ada action nyata, kepunahan anggrek ini di habitatnya hanya tinggal menunggu waktu saja.
Si Kupu-Kupu Rawa
Gambar oleh Vincent Wanua 07
Papilionanthe hookeriana Rchb.f. (1915) adalah salah satu jenis anggrek spesies kebanggaan bangsa Indonesia karena bunganya yang menawan. Bahkan anggrek simbol negeri Singapura yaitu Papilionanthe Miss Joaquim merupakan keturunan dari hasil persilangan antara Papilionanthe hookeriana dengan Papilionanthe teres. Nama hookeriana diberikan sebagai penghormatan kepada Sir William Jackson Hooker, seorang gurubesar botani pada abad ke-18 yang pernah menjabat sebagai direktur Kebun Raya Kew, Inggris.
Anggrek ini termasuk anggrek rawa karena umumnya tumbuh di daerah rawa. Bila dilihat dari sosok perawakannya, anggrek sangat mirip dengan kerabat dekatnya yaitu Papilionanthe teres, sehingga seringkalo orang tidak dapat membedakan kedua jenis anggrek ini bila hanya melihat dari tanamannya saja. Di habitat aslinya tanaman ini dapat mencapai tinggi 2,5 m. Batangnya bulat-silindris, beruas-ruas dan tertutup seludang tipis. Diamater batang antara 0,5-1,2 cm. Daunnya juga berbentuk silindris dengan ujung meruncing dan berposisi tegak. Permukaan batang dan daun halus berwarna hijau. Akar-akarnya muncul di sepanjang buku pada batangnya. Sifat inilah yang menjadikan anggrek ini mudah untuk dikembangbiakan melalui teknik stek batang. Karena bentuk batang dan daunnya yang silindris menyerupai pinsil, anggrek ini sering juga disebut sebagai anggrek pinsil. Namun bila dilihat dari sisi botanisnya…bentuk anggrek tersebut merupakan adaptasi terhadap intensitas cahaya matahari yang tinggi, karena bentuk batang dan daun silindris serta posisi daun yang tegak akan mengurangi bidang penguapan (transpirasi) air yang berlebihan. Oleh karena itu, tanaman ini sangat adaptif di dataran rendah dari 0-700 m dpl juga sebagai tanaman outdor yang tahan paparan sinar matahari langsung, dengan catatan media perakarannya cukup lembab. Ukuran bunganya termasuk besar, berdiameter 5-6 cm. Bunga ini tersusun dalam tandan yang panjangnya 15-25 cm dan muncul dari ketiak daun. Setiap tandan dapat memunculkan 2-15 kuntum sekaligus dengan pola mekar yang tidak serempak. Dari pengamatan yang dilakukan, setiap kuntum bunga memiliki masa mekar antara 20-22 hari. Bunganya berwarna dasar ungu muda hingga ungu keputihan. Anggrek yang sering pula dijuluki sebagai anggrek rawa ini memiliki distribusi yang cukup luas yaitu di Semenanjung Malaya, Sumatera, Bangka hingga Kalimantan.
Mengingat bunganya yang indah, berukuran besar, tahan lama dan sifatnya yang dapat berbunga sepanjang tahun, maka anggrek ini memiliki potensi besar untuk dijadikan induk silangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar